Teori S-O-R, (S-O-R theory) yang dikemukakan oleh Hovland, et.al (1953) beranggapan bahwa proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. dalam meempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. teori S-O-R yaitu singkatan dari stimulus-organism-response. teori ini berasal dari psikologi. objek material dari psikolog dan ilmu komunikasi sama-sama manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, prilaku, kognisi afeksi dan konasi. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam model ini adalah pertama stimulus (S), kedua organism (O) dan ketiga, respons (R). stimulus adalah rangsangan atau dorongan, sihingga unsur stimulus dalam teori ini merupakan perangsang berupa messege (isi pernyataan). organism adalah badan yang hidup, sudah berati manusia atau dalam istilah komunikan. sehingga unsur organism dalam teori ini adalah receiver (penerima pesan). sedangkan respons yang dimaksud sebagai reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau akibat, jadi dalam teori ini unsur respons adalah efek (pengaruh).
Asumsi dasar dari model ini adalah: media menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. stimulus respons theory atau S-R theory. model ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarah non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif misal jika orang tersenyum akan dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu hypodermic needle atau teori jarum suntik. asumsi teori inipun jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dapat cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. artinya media diibaratka sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.
Menurut stimulus ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulius khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Teori S-O-R menganalogikan bahwa stimulus yang diterima oleh individu akan menghasilkan respon yang berbeda pula. asumsi ini diperkuatkan dengan teori perbedaan individu yang menyatakan bahwa perbedaan respons yang muncul disebabkan karena faktor lingkungan yang berbeda, yang menghasilkan tingkat pengetahuan dan pengalaman individu selaku penerima pesan juga berbeda.
0 Response to "Teori SOR dalam Ilmu Komunikasi"
Posting Komentar