5 Aspek Penting Dalam Membangun Startup


“In order for you to launch a startup, there are no hard and fast rules, just wisdom that comes from experience. Lastly, be humble and work your tail off.”

Memang, gak pernah ada hal baku tentang ini. Setiap startup mempunyai tantangan atau challenges masing-masing. Sebetulnya saya sendiri waktu breakdown apa saja tantangan yang kami hadapi di waktu membangun startup berhasil mengumpulkan sekitar 5 juta challenges a.k.a endless challenges. Lol. Saya akan sharing apa yang saya hadapi dalam membangun GDILab dan GNEWS beberapa tahun terakhir. It’s not a rocket science, it’s just comes from experience. Tema ini juga yang saya bagikan dalam acara Startup Connext GDI yang diselenggarakan di Wisma Bisnis Indonesia 31 Maret 2016. Thanks to GDILab & IBM Indonesia for inviting me.

Validate Your Idea
Salah satu hal terpenting dalam membangun startup adalah ide. Gak pernah ada yang salah dengan sebuah ide tentang membangun the next Facebookatau the next Instagram. Bermimpilah setinggi-tingginya. Tapi perlu diperhatikan, dasar pemikiran sebuah ide, bukan berdasarkan faktor keren atau tidaknya, canggih atau tidaknya teknologi dan produk yang akan kita buat. Tetapi apakah ide produk yang akan kita buat ini memecahkan masalah yang ada? Kalau iya, masalah apa yang kita pecahkan, siapa yang akan merasa terbantu dengan adanya solusi yang kita buat. Masalah adalah berkah. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi adalah bagaimana kita akan mendistribusikan produk kita nanti.

Are you a “nice-to-have?”

Proses ide GNEWS yang dari mesin pencari berita berbalut teknologi canggih sampai ke GNEWS Pro yang kami bangun sebagai personal assistant untukPublic Relations Industry adalah sebuah painful process. Ternyata, teknologi canggih saja tidak cukup. Contoh nyata dari sebuah “nice-to-have” adalah reaksi “wow” terhadap produk kita tetapi mereka gak membeli. Ini termasuk di dalam proses kill your idea before you move to the next step.

Co-Founders
Seperti layaknya mencari pasangan, co-founders memegang peranan yang amat sangat penting. Mempunyai kesamaan visi dan chemistry yang tepat diantara para co-founders is a must. Butuh waktu untuk menyamakan itu semua diantara kami. Perbedaan pendapat pasti ada, tapi selama komitmen dipegang teguh tidak akan terjadi perpecahan.

Always be professional, never personal.

Gak gampang sama sekali dan jelas jalan gak akan semulus tulisan ini. Saya bersyukur kami dapat melewati proses ini dan menghadapi tantangan yang ada secara bersama-sama.

Development

“Change the methods, never the goals”

Memasuki tahapan development, akan selalu ada perubahan dalam metodedevelopment, entah itu framework yang dipakai, metode pengerjaan, ataupun infrastruktur yang akan digunakan. Berhubungan dengan infrastruktur, sewaktu GDILab baru mulai berjalan dan sedang dalam tahap product development, kami mencoba untuk mendaftar Catalyst Program waktu itu yang diadakan oleh IBM Softlayer. Dulu program ini bernama Catalyst, sekarang namanya GEP (Global Entrepreneur Program).

Program ini memberikan fundingkepada para startup dalam bentuk infrastruktur seperti server. Setelah melewati proses pengajuan form dan interview, GDILab lolos dari seleksi dan mendapatkan funding sebesar $1,000 per bulan dalam bentuk server. Dalam perjalanannya kami mencoba untuk request program funding yang sebesar $10,000 perbulannya (seperti tertulis $120k/year). Thank God setelah melalui proses seleksi ketat kami lolos. Satu masalah terpecahkan dengan adanya bantuan dari IBM Softlayer.Thanks IBM!

Go to Market
Kapan waktu yang tepat untuk go to market? Kemarin.

Begitu becandaan kami di kantor kalau ditanya tentang “kapan”. Yes, sebisa mungkin kita harus mendapatkan pengguna (customer adoption). Having small market strategy, ini bukan mengecilkan target market kita. Tetapi lebih ke arah fokus. Ada pendapat yang bilang “kalau kita membuat produk bagus, customer akan datang dengan sendirinya.” NO. Kita harus jemput bola. Menyiapkan strategi marketing yang tepat, inbound atau outbound marketing.Mencari leads.

GDILab di awal berdirinya di Desember 2013, kami bahkan belum punya produk. Dengan kegigihan Billy Boen waktu itu kami berhasil mendapatkan klien pertama kami yang berarti juga berhasil menghidupi kami untuk beberapa bulan ke depan. Saya belajar tentang outbound marketing via GNEWS, just put the keyword.

Funding
Challenge terbesar dalam mendapatkan funding ini ada di persiapan. Yaitu menyiapkan investment deck. Pitch yang akan kita lakukan kepada parainvestor. Ada berbagai macam tutorial how to build investment deck yang bisa kita cari. Pada dasarnya format sebuah pitch itu adalah:

“My company build (this) to help (who) doing (what) with our special sauce (the tech).”

GNEWS secara entitas sendiri (PT GNEWS Mandiri Teknologi) berdiri pada 10 November 2015 setelah kami berhasil mendapatkan angel investmentpertama kami. Pelajaran yang saya dapat dari menghadiri Collision Conferencedi Las Vegas 2015 mengajarkan bahwa para investor melihat 3P: people, passion,product. GNEWS akan menghadiri Collision Conference 2016 nanti diNew Orleans. Wish us luck…

Balik ke awal tulisan ini. Gak pernah ada rumus empirik dalam mendirikan startup. Setiap dari kita akan mengalami proses dan tantangan yang berbeda-beda. Saya dulu pernah menulis tentang ”How To Build Your Startup”. Saya rasa tulisan ini mewakili proses pembelajaran yang sudah kami lewati selama ini.

Oleh: Yopie Suryadi, CEO GNEWS

0 Response to "5 Aspek Penting Dalam Membangun Startup"

Posting Komentar